Boneka Jepang Daruma

Boneka Jepang Daruma

Bentuk bulat, simbol semangat dan pantang menyerah

Boneka Daruma melambangkan meditasi Bodhidharma dan bentuknya yang bulat juga menunjukkan keuletan atau pantang menyerah.

Meski boneka Daruma baru diciptakan di Jepang pada abad ke-18, asal-usul Daruma berkaitan dengan perjalanan Bodhidharma.

Menurut legenda, Bodhidharma mendapat pencerahan setelah bertapa menghadap dinding selama sembilan tahun.

Konon, ketika menjalani ritual itu, Bodhidharma kehilangan anggota tubuhnya, dan dari peristiwa itulah boneka Daruma dibuat dalam bentuk tanpa anggota tubuh.

Desain Daruma, yang dibuat khusus agar tetap berdiri atau bangun kembali meskipun terjatuh, menggambarkan kegigihan atau keuletan Bodhidharma.

Karakter Daruma itu serupa halnya dengan pepatah Jepang yang berbunyi, "Nana korobi nana yaoki" atau "tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit".

Baca juga: Sejarah Chanoyu, Upacara Minum Teh di Jepang

Hasil Pencarian Boneka Jepang Lucu

Dimana Saya Dapat Membeli Daruma?

Ada banyak kuil Buddha dan toko-toko perlengkapan kuil yang menjual boneka Daruma sebagai salah satu jimat keberuntungan. Anda juga akan menemukannya di toko-toko suvenir. Namun, jika Anda ingin melihat berbagai pilihan Daruma dengan variasi ukuran, warna, dan desain yang berbeda, pergilah ke kota kelahirannya.

Takasaki di Gunma dipenuhi dengan toko dan pabrik kerajinan tradisional Daruma. Anda bisa mengunjungi sejumlah toko untuk melihat Daruma dibuat dan dilukis menggunakan tangan. Apabila Anda menyukai seni dan kerajinan, Anda berkesempatan membuat Daruma sendiri!

Kuil-kuil Buddha atau berbagai kota sering kali mengadakan festival akhir tahun dengan ratusan boneka Daruma yang dijual. Di festival-festival ini, Anda dapat membawa boneka Daruma lama Anda untuk dibakar dalam sebuah upacara dan membeli yang baru untuk tahun mendatang.

Jika Anda tidak bisa datang ke Jepang, toko online kerajinan Jepang umumnya menjual boneka Daruma cantik yang dibuat menggunakan kain kimono Yuzen yang sangat indah. Klik di sini untuk merujuk ke situs toko online.

Boneka Daruma paling umum ditemukan di kuil Buddha, dan beberapa di antaranya memiliki jumlah koleksi yang sangat mengesankan. Saat Anda berada di Takasaki, Osaka, atau Kyoto, kuil-kuil ini wajib dikunjungi.

Hadiah yang Menghadiahkan Kembali

Jika Anda mengenal seseorang yang sedang berusaha mencapai tujuan, seperti masuk ke sekolah/universitas favorit, lulus ujian, atau hanya sekadar membutuhkan sedikit keberuntungan dalam hidup mereka, boneka Daruma adalah hadiah yang sempurna. Beli untuk Anda sendiri atau berikan Daruma dengan mata kosong kepada orang terdekat Anda dan ceritakanlah kisah serta kekuatan pemberi keberuntungannya untuk motivasi. Semoga suatu hari Anda akan melihat boneka Daruma tersebut memiliki dua bola mata indah.

Gambar Judul: Shutterstock / Dann19L

Jika Anda ingin memberikan komentar pada salah satu artikel kami, memiliki ide untuk pembahasan yang ingin Anda baca, atau memiliki pertanyaan mengenai Jepang, hubungi kami di Facebook!

The information in this article is accurate at the time of publication.

Mata hitam sebagai simbol harapan

Biasanya boneka Daruma dijual dengan kedua belah mata masih dalam keadaan kosong atau belum diberi warna.

Boneka daruma adalah sebuah boneka tanpa tangan dan kaki yang apabila dijatuhkan maka akan bangkit lagi. Ketika penulis membaca mengenai buku berjudul “Daruma, The Founder of Zen in Japanese Art and Popular Culture”, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan antara posisi meditasi biksu agama Buddha bernama Bodai Daruma dengan boneka daruma. Demi mencapai satori atau pencerahan, biksu tersebut bermeditasi kehilangan fungsi tangan dan kakinya. Boneka daruma dikenal sebagai simbol keteguhan. Selain itu, boneka daruma digunakan sebagai jimat keberuntungan dalam dunia politik seperti pada pemilihan calon anggota DPR/MPR/DPRD dan bidang pendidikan bagi siswa yang akan mengikuti ujian kelulusan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai kearifan masyarakat Jepang yang terdapat pada boneka daruma. Boneka daruma masih digunakan sebagai jimat keberuntungan dalam masyarakat Jepang. Dengan banyaknya perkembangan dalam bidang teknologi dan pengetahuan, masyarakat Jepang masih mempercayai pada hal yang bersifat gaib seperti penggunaan jimat keberuntungan. Hal ini mendasari penulis untuk meneliti mengenai apa nilai-nilai kearifan yang terdapat boneka daruma, sehingga masyarakat Jepang masih menggunakan sebagai jimat keberuntungan. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang budaya. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan deskripsi analisis. Berbagai data yang berasal dari buku maupun sumber lain dikumpulkan dan diseleksi berdasarkan keterkaitan dengan tema, kemudian disajikan dalam bentuk paragraf. Bab satu penelitian ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Bab dua menjabarkan mengenai karakter boneka daruma secara umum dan sejarah boneka daruma dari negeri Tiongkok sampai ke Jepang. Sedangkan bab tiga merupakan analisis nilai-nilai kearifan boneka daruma dilihat dari kemiripannya dengan posisisi meditasi biksu Daruma dan bab empat berisi kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat empat nilai kearifan yang terdapat pada boneka daruma dalam membentuk karakter bangsa Jepang. Pertama nilai-nilai kearifan tersebut dapat dilihat dari boneka daruma yang tidak memiliki tangan dan kaki. Kedua, nilai-nilai kearifan dilihat dari boneka daruma yang berbentuk bulat sehingga apabila dijatuhkan akan bangun kembali. Ketiga nilai-nilai kearifan masyarakat Jepang dapat dilihat dari boneka daruma tidak memiliki kelopak mata. Keempat hidung dan alis boneka daruma terdapat lambang kura-kura dan burung bangau yang merupakan makna panjang umur dan kebahagiaan.

As reading about a book called "Daruma, the founder of Zen in Japanese Art and Popular Culture", the author is interested to know the relationship between the position of meditation Buddhist priest named Daruma Bodai. To achieve satori or enlightenment, the priest was meditating until he lost the use of his hands and feet. Daruma puppet is known as a symbol of constancy. In addition, daruma puppet is used as a lucky charm in the political world as in the selection of candidates for members of parliament (or we know in Indonesia as DPR / MPR / DPRD) and in the educational field such as for students who will follow the graduation exam. The author would like to find out about the values of Japanese society wisdom contained in daruma puppet. This study uses literature analysis description. Various data derived from books and other sources gathered and selected based on the relevance to the theme, then presented in paragraph form. In Chapter 1, the author presents the background of the problem, formulation of the problem, research objectives, the theoretical basis, systematic literature reviews and writing. Chapter 2 describes the puppet characteristics in general and its history from China to Japan. Chapter 3 contains an analysis of the wisdom values of daruma puppet visualised from its resemblance to the Daruma priest. Chapter 4 ends this thesis with conclusion. Based on the analysis that has been done, there are four values of wisdom contained in daruma puppet in shaping the character of the Japanese people. Wisdom values can be seen from daruma puppet that do not have hands and feet, its round shape that makes it arise when being toppled, and its eyelids-less and eyebrow and nose that reflects the longevity and happiness.

Kata Kunci : Boneka daruma, nilai-nilai kearifan, karakter bangsa Jepang

KOMPAS.com - Boneka Daruma merupakan salah satu hasil kerajinan tangan tradisional yang populer di Jepang.

Oleh masyarakat Jepang, boneka Daruma diyakini sebagai simbol keberuntungan dan pembawa nasib baik.

Boneka ini terbuat dari bubur kertas dengan ciri khas warna merah menyala dan berbentuk bulat, tanpa anggota tubuh seperti tangan maupun kaki.

Bagian dasar Daruma diberi pemberat, agar boneka ini tetap berdiri meskipun terjatuh.

Arti Daruma dalam bahasa Jepang adalah Bodhidharma, yakni seorang biksu terkenal dari India yang melakukan perjalanan ke Asia Timur untuk mengajarkan agama Buddha dan dikenal sebagai pendiri Buddha Zen.

Orang yang membeli boneka Daruma pada umumnya memiliki harapan atas sesuatu, dan ingin permohonannya dikabulkan.

Penamaan dan bentuk Daruma memiliki makna atau filosofi yang dalam.

Berikut ini filosofi boneka Daruma.

Baca juga: Matryoshka, Boneka Kayu Ikon Rusia

Mengapa Mata Daruma Sering Kosong?

Daruma adalah jimat keberuntungan yang menarik. Apabila jimat lain hanya dipajang, baik sebagai pengingat kekuatan yang terkandung di dalamnya atau untuk menangkal kemalangan, Daruma justru membutuhkan partisipasi aktif dari Anda.

Tujuan keberuntungan Daruma bukan untuk memberikan kesejahteraan umum, melainkan membantu pemiliknya mencapai keinginan. Ketika menerima Daruma, Anda harus membuat keinginan yang diharapkan dapat dicapai dalam waktu dekat, lalu warnai salah satu mata Daruma. Biarkan seperti itu sampai keinginan Anda tercapai. Setiap kali melihat Daruma, Anda akan diingatkan tentang keinginan yang telah dibuat, dan sebagai gantinya, Anda diberikan keberuntungan untuk mencapainya.

Hanya setelah keinginan Anda tercapai, Anda baru bisa mewarnai mata satunya untuk menandakan bahwa tujuan Daruma sudah terpenuhi. Jadi, jika Anda melihat Daruma dengan dua mata, itu berarti seseorang telah berhasil mencapai tujuan atau keinginannya.

Oleb karena itu, Daruma sering diberikan sebagai hadiah untuk orang yang sedang menargetkan sesuatu. Misalnya, bisa masuk ke sekolah/universitas pilihan, lulus ujian, atau mencapai prestasi pribadi seperti menurunkan berat badan atau menyingkirkan kebiasaan buruk.

Asal mula mengapa mata digunakan untuk menggambarkan doa atau harapan berasal dari permainan kata dalam bahasa Jepang. Kata untuk berdoa atau memohon adalah 願掛け(gan-kake) dalam bahasa Jepang, dan "gan" juga merupakan salah satu cara membaca kata "mata" (眼).

Selama zaman Edo, waktu dalam sejarah ketika boneka Daruma pertama kali dibuat, Jepang sering mengalami wabah cacar yang menyebabkan penurunan fungsi mata dan bahkan kebutaan. Orang-orang kemudian memohon perlindungan Daruma dan mulai meminta untuk memasang mata sendiri. Dari sanalah tradisi mengisi mata untuk membuat keinginan bermula.

Desain Boneka Daruma dan Simbolnya

Boneka Daruma penuh dengan simbolisme. Segala sesuatu mulai dari bentuk hingga warnanya menunjukkan keterkaitan mistis atau keberuntungan bagi pemiliknya.

Boneka Daruma merupakan bagian dari garis keturunan mainan Jepang "okigari", yang berarti "bangun". Tidak peduli seberapa keras Anda mendorong, boneka itu akan selalu berdiri tegak kembali karena bagian bawahnya yang berbentuk bulat dan pusat gravitasi yang rendah. Ini melambangkan kesuksesan dan tekad untuk berhasil, serta mewujudkan pepatah Jepang yang berbunyi "nana korobi ya oki". Artinya, "jatuh tujuh kali, berdiri delapan kali".

Secara tradisi, boneka Daruma dicat dengan warna merah cerah. Mengingatkan kembali pada Bodhidharma dan biksu Buddha yang mengenakan jubah dengan warna yang sama. Merah juga merupakan warna keberuntungan serta berperan sebagai simbol kesuksesan dan tekad yang dibangun dalam bentuk Daruma.

Baru-baru ini, berbagai warna lain juga mulai dikembangkan, masing-masing dengan keunikan dan keberuntungannya sendiri seperti yang tertulis di bawah:

Seperti disebutkan sebelumnya, wajah boneka Daruma menggambarkan figur Boddhidharma. Janggut di wajah yang berantakan dan tidak terawat adalah hasil dedikasi pertapaannya sebagai seorang biksu. Namun, melewati waktu berabad-abad simbolisme lain juga telah ditambahkan.

Alis besar dan tidak teratur digambar menyerupai bangau, hewan yang dianggap beruntung dan dipuja karena berumur panjang. Begitu pula dengan kumisnya, digambar sedemikian rupa untuk memunculkan citra kura-kura, hewan dalam mitologi Jepang lainnya yang dihormati karena berumur panjang.

Kedua simbol ini ditulis di badan boneka Daruma dengan huruf kanji besar. Ada berbagai kanji berbeda yang dapat Anda temukan di boneka Daruma, dan setiap kanji tersebut memiliki kegunaan dan keberuntungan tersendiri. Biasanya antara mengandung harapan kebahagiaan atau kemenangan, atau untuk mengenang toko / kota tempat Daruma dibeli.

Bentuk bulat, simbol semangat dan pantang menyerah

Boneka Daruma melambangkan meditasi Bodhidharma dan bentuknya yang bulat juga menunjukkan keuletan atau pantang menyerah.

Meski boneka Daruma baru diciptakan di Jepang pada abad ke-18, asal-usul Daruma berkaitan dengan perjalanan Bodhidharma.

Menurut legenda, Bodhidharma mendapat pencerahan setelah bertapa menghadap dinding selama sembilan tahun.

Konon, ketika menjalani ritual itu, Bodhidharma kehilangan anggota tubuhnya, dan dari peristiwa itulah boneka Daruma dibuat dalam bentuk tanpa anggota tubuh.

Desain Daruma, yang dibuat khusus agar tetap berdiri atau bangun kembali meskipun terjatuh, menggambarkan kegigihan atau keuletan Bodhidharma.

Karakter Daruma itu serupa halnya dengan pepatah Jepang yang berbunyi, "Nana korobi nana yaoki" atau "tujuh kali jatuh, delapan kali bangkit".

Baca juga: Sejarah Chanoyu, Upacara Minum Teh di Jepang

Asal-Usul Boneka Daruma

Meskipun Bodhidharma hidup berabad-abad lalu, ia hanya dikenal sebagai tokoh legendaris dalam Zen Buddhisme di Jepang dan bukan yang lain. Inkarnasinya menjadi jimat dan boneka populer adalah penemuan terkini.

Ada beberapa cerita yang menyatakan asal-usul sebenarnya boneka itu, tetapi sebagian besar merujuk ke abad-17 di Takasaki, kota di Prefektur Gunma. Di satu cerita, konon seorang biksu yang mengelola kuil setempat merasa lelah membuat jimat baru dan barang-barang keberuntungan untuk petani di sana setiap tahun, karena di akhir tahun, mereka akan membawa jimat lama dan menghancurkannya di sebuah upacara.

Untuk mengatasi hal ini, sang biksu menciptakan boneka Daruma dalam figur Bodhidharma dan mendesainnya agar bertahan jauh lebih lama dari jimat berukuran kecil. Itu karena boneka Daruma dapat disimpan sampai keinginan seseorang terkabul, setelah itu dihancurkan pada suatu upacara.

Cerita kedua mengatakan bahwa para petani menuntut jimat baru. Entah mereka membuatnya sendiri atau meminta biksu untuk mendesainnya. Di kedua cerita tersebut, popularitas boneka Daruma terus tumbuh selama berabad-abad hingga seperti yang kita kenal sekarang.

Mendukung asal-usulnya, Takasaki masih menyumbang lebih dari 80% produksi Daruma di Jepang.

Boneka yang Dibuat Berdasakan Sosok Biksu - Kisah di Balik Daruma

Boneka Daruma terinspirasi dari Bodhidharma, seorang biksu Buddha yang hidup pada abad ke-5 atau ke-6. Kisahnya cukup legendaris, tetapi tidak ada banyak informasi konkret tentangnya. Namun, satu hal yang pasti, Bodhidharma tersebut bukan berasal dari Cina. Ia pindah ke sana dari suatu tempat di barat, kemungkinan Asia tengah atau India. Ia kemudian menghabiskan hidupnya sebagai misionaris ajaran Buddha dan dikabarkan menjadi orang pertama yang membawa agama Buddha ke Cina. Setelah kematian sang Bodhidharma, ajarannya terus menyebar sampai ke Jepang yang kini dikenal dengan Zen Buddhisme.

Boneka Daruma dibuat dari figur Bodhidharma legendaris ini dengan mengambil beberapa ciri khasnya. Ia dikatakan memiliki mata besar dan janggut yang sangat tebal. Keduanya digambarkan secara berlebihan pada boneka Daruma sehingga memberikan tampilan yang khas.

Tubuh tanpa kaki boneka juga dapat dikaitkan dengan kisah legendaris Bodhidharma. Di titik tertentu dalam hidupnya, Bodhidharma konon tinggal di gua selama 9 tahun untuk bermeditasi. Selama itu, ia hanya menatap dinding, menolak berbicara dengan siapa pun atau melakukan apa pun sehingga kakinya berhenti berkembang karena jarang digunakan. Itulah mengapa boneka Daruma tidak mempunyai tubuh bagian bawah, dan menjadi simbol keberuntungan dari tekad dan pencapaian tujuan.